Connect with us

News

Gubernur dan Wagub Maluku Kenakan Pakaian Daerah Maluku Semarakkan Hardiknas 2025 di Ambon

Published

on

AMBON – Pemandangan berbeda tersaji di Lapangan Merdeka Ambon pada Jum’at, 2 Mei 2025. Gubernur Maluku, Hendrik Lewerissa, dan Wakil Gubernur, Abdullah Vanath, tampil serasi mengenakan pakaian daerah Maluku saat menghadiri Upacara Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.

Tak hanya keduanya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Maluku, bersama seluruh pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), serta para peserta upacara lainnya, turut mengenakan busana adat yang sama. Langkah ini semakin memperkuat representasi keberagaman budaya dari 11 kabupaten/kota di Bumi Para Raja.

Kehadiran para pemimpin daerah dalam balutan busana adat ini menjadi penegasan komitmen Pemerintah Provinsi Maluku dalam melestarikan warisan budaya lokal. Momentum Hari Pendidikan Nasional dimanfaatkan sebagai platform untuk menanamkan kecintaan terhadap tradisi kepada seluruh elemen masyarakat, khususnya di bidang pendidikan.

Peringatan Hardiknas tahun ini mengusung tema “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu Untuk Semua”. Gubernur Hendrik Lewerissa bertindak sebagai Inspektur Upacara, membacakan amanat dari Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti. Bertugas sebagai Komandan Upacara adalah Kepala Perbatasan, sementara pengibaran bendera Merah Putih dilakukan oleh tiga siswa berprestasi dari SMA Negeri Ambon, yaitu Joel Wattimena, Jesly Botter, dan Evangelio Siahaya.

Dalam amanatnya, Menteri Abdul Mu’ti mengatakan peringatan Hari Pendidikan Nasional bukanlah sekadar seremonial tahunan yang ditandai dengan upacara bendera dan berbagai ragam lomba, melainkan juga untuk meneguhkan dan meningkatkan dedikasi, komitmen, dan semangat untuk memenuhi amanat konstitusi yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan layanan pendidikan yang terbaik, bermutu, dan berkemajuan bagi seluruh anak bangsa. 

“Undang-undang Dasar 1945 menegaskan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan,” katanya. 

Selain itu, di dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003 disebutkan setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan yang bermutu. Sesuai amanat konstitusi, tidak boleh ada diskriminasi atas dasar agama, fisik, suku, bahasa, ekonomi, jenis kelamin, domisili dan sebab- sebab lain yang menyebabkan seseorang kehilangan kesempatan memperoleh pendidikan.

“Pendidikan adalah hak asasi dan hak sipil yang melekat dalam diri setiap insan baik sebagai pribadi maupun warga negara,” ujar Menteri Abdul Mu’ti.

Pada hakikatnya, lanjutnya, pendidikan adalah proses membangun kepribadian yang utama, akhlak mulia, dan peradaban bangsa. Secara individual, pendidikan adalah proses menumbuhkembangkan fitrah manusia sebagai makhluk pendidikan yang salah satunya menguasai ilmu pengetahuan dan memiliki keterampilan.

“Karena itu sangat tepat ketika Presiden Prabowo menempatkan pendidikan sebagai prioritas. Sebagaimana disebutkan dalam Asta Cita keempat, Presiden Prabowo berkomitmen membangun sumber daya manusia yang kuat sebagai aktor dan agen perubahan yang mengantarkan Indonesia menjadi bangsa dan negara yang adil dan makmur,” tutur menteri. 

Ia juga menegaskan, melalui pendidikan, Presiden Prabowo berkomitmen memutus mata rantai kemiskinan. Presiden bertekad memajukan pendidikan melalui revitalisasi sarana dan prasarana pendidikan, pembelajaran digital, dan peningkatan kualitas, kualifikasi, serta kinerja guru melalui pemenuhan kualifikasi, peningkatan kompetensi, dan kesejahteraan.

“Dengan cara demikian, guru diharapkan dapat menjadi agen pembelajaran dan agen peradaban.

Para guru tidak hanya menjadi fasilitator pembelajaran tetapi juga mentor dan konselor para murid, Guru adalah orang tua yang senantiasa memandu para muridnya mencapai cita-cita luhur,” tegasnya. 

Untuk itu, kata Menteri Abdul Mu’ti
diperlukan kerja sama semua pihak baik pemerintah, orang tua, masyarakat, dunia usaha, dan media massa. Sebab, pemerintah sebagai penyelenggara negara tidak dapat bekerja sendiri karena keterbatasan sumber daya dan sumber dana. 

“Maka perlu dukungan dan partisipasi semesta agar pendidikan sebagai layanan publik dapat berperan mengantarkan anak-anak menjadi generasi hebat dan kuat,” katanya lagi.

Pada kesempatan tersebut, Gubernur Lewerissa menyerahkan secara simbolis 1.000 bibit cabai kepada perwakilan 10 sekolah, serta bantuan alat musik ukulele dan totobuang kepada sejumlah sekolah lainnya. Rangkaian peringatan Hardiknas 2025 di Ambon ditutup dengan penampilan parade Marching Band dari lima sekolah tingkat atas.

Sumber : Biro Administrasi Pimpinsn Setda Maluku

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Trending

Copyright © 2021 Humas Maluku

error: Content is protected !!