Connect with us

Daerah

ASISTEN SEKDA DJALALUDDIN SALAMPESSY PIMPIN RAPAT PERCEPATAN PENANGANAN BENCANA DI KAB. BURSEL

Published

on

AMBON- Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Djalaludin Salampessy memimpin rapat dalam rangka membahas penanganan dampak bencana alam di Kabupaten Buru Selatan (Bursel), Rabu, (10/7/2024).

Rapat yang berlangsung di ruang utama kantor Gubernur Maluku tersebut dihadiri Wakil Bupati Buru Selatan, Gerson Elieser Selsily, Asisten II Kab. Buru Selatan dan Wakapolres Buru Selatan.

Rapat juga dihadiri Asisten Sekda Bidang Perekonomian dan Pembagunan, Kasrul Selang, Asisten Administrasi Umum Setda Maluku, Ismail Usemahu, OPD terkait Lingkup Pemprov Maluku diantaranya, BPBD, Kesbangpol, Dinas Sosial, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Pemberdayaan Desa, Dinas Kesehatan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Maluku, Balai Wilayah Sungai Maluku, Pertamina, Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Ambon.

Dalam pemaparannya, Wakil Bupati Bursel, Gerson Elieser Selsily menyampaikan, cuaca ekstrim yang disertai dengan curah hujan yang tinggi disertai angin kencang mengakibatkan bencana banjir dan tanah longsor melanda wilayah kabupaten Buru Selatan. Hal ini diperparah dengan putusnya ruas jalan lintas Namrole-Namlea yang menjadi urat nadi distribusi kebutuhan pokok masyarakat melalui jalur darat baik dari Namlea ke Namrole maupun sebaliknya.
“Ruas jalan lintas tersebut selama ini di lalui masyarakat dengan kendaraan roda dua dan empat maupun truk pengangkut kebutuhan pokok masyarakat baik dari Ambon, Namlea Namrole maupun sebaliknya. Namun sejak pekan kemarin, ruas jalan tersebut tertimbun longsor dan terputus akibat curah hujan yang tinggi, “ungkapnya.

Ia juga menyampaikan, akibat longsoran kabel optik milik PT Telkomsel yang ditanam dalam tanah terputus. Putusnya kabel optik mengakibatkan jaringan atau sinyal internet dalam Kota Namrole mati total dan berdampak ke masyarakat dan pemerintah dalam bidang komunikasi.

Lebih lanjut Wabup menjelaskan, dampak dari bencana ini telah mengakibatkan, pasokan bahan pokok (sembako) dan BBM menjadi terhambat masuk ke wilayah Namrole.

“Situasi Buru Selatan saat ini stok kebutuhan pokok semakin menipis. Kalau BBM malah sudah habis sebetulnya. Dan PLN juga mati karena kehabisan BBM. Kondisi ini sangat rawan sekali, “terangnya.

Menyikapi hal tersebut, pihaknya, melalui Kadis Perindustrian dan Perdagangan, telah berkoordinasi dengan Pertamina Namlea.
“Pertamina siap distribusi BBM, akan tetapi distribusinya dengan menggunakan kapal. Ini yang jadi persoalan, bagaimana mengangkut barang (BBM) dengan menggunakan kapal dari Namlea ke Namrole, “imbuh dia.

Wabup juga menyampaikan, kondisi ini sangat ditakutkan akan memicu terjadinya kenaikan harga bahan pokok akibat menipisnya stok bahan pangan.

“Secara perlahan-lahan mulai terjadi kenaikan harga bahan pokok. Sayur mayur dan lain-lain mulai merangkak naik. Ini bisa memicu kenaikan inflasi di wilayah Kabupaten Buru Selatan. Bukan cuma inflasi saja, mungkin juga bisa-bisa stunting juga akan naik. Sementara secara nasional kita semua berupaya menurunkan stunting, tapi kalau kondisi seperti ini, akan mengganggu kesehatan masyarakat di wilayah Bursel, “paparnya.

Terhadap kondisi ini, Wabup meminta dukungan Pemerintah Provinsi Maluku berserta seluruh pihak terkait agar dapat membantu dalam proses percepatan penanganan bencana yang terjadi di Buru Selatan.

“Terimakasih, kami mohon dukungan pemprov maluku dan semua pihak terkait dalam pertemuan ini untuk bersama Pemkab Bursel dalam mempercepat penanganan dampak bencana ini, “pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, pertemuan Pemkab Bursel bersama Pemerintah Provinsi Maluku dan pihak-pihak terkait yang dipimpin Asisten Sekda Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Djalaluddin Salampessy, menghasilkan 7 point penting dalam rangka merespon cepat dampak situasi banjir dan longsor yang saat ini melanda Kabupaten Buru Selatan (Bursel).

Pertama, bencana alam di Kab. Bursel telah berdampak pada rusaknya infrastruktur jalan, telekomunikasi, konektivitas transportasi yang menghubungkan kab. Buru dan Bursel.
Kedua, akibat bencana alam hujan dan longsor telah mengakibatkan persediaan bahan pangan untuk konsumsi harian masyarakat, BBM, sayur mayur, beras dalam kondisi terbatas.
Ketiga, sesuai prakiraan cuaca dari BMKG curah hujan masih akan berlangsung sampai dengan bulan Agustus. Untuk itu, diperlukan kesiapan pemda dalam mengantisipasi kondisi buruk yang mungkin akan terjadi melalui upaya-upaya riil menggalakkan pangan lokal.
Empat, Pemkab Bursel dengan mempertimbangkan kondisi prakiraan cuaca kemudian rusaknya infrastruktur dan terputusnya konektivitas harus segera menetapkan status bencana Kabupaten Bursel.
Lima, untuk mendukung penanganan situasi kebencanaan di Bursel, Dinas Sosial setempat untuk segera berkordinasi dengan Dinas Sosial Provinsi untuk membentuk Tagana Kab. Bursel.
Enam, mengantisipasi kondisi status bencana di kab. Bursel perlu ditingkatkan komunikasi efektif lintas OPD, internal Pemda Bursel dengan instansi vertikal, pemda provinsi untuk memberikan dukungan terhadap operasional bidang kesehatan, ketahanan pangan, mengantisipasi inflasi, stunting, dan kelangkaan BBM akibat bencana banjir di Bursel.
Tujuh, Pemda Bursel perlu mendorong pemanfaatan dana desa dan pembiayaan lain yang dapat dimanfaatkan sesuai ketentuan untuk antisipasi kondisi kelangkaan ekonomi di Bursel dalam jangka pendek. (BIRO ADMINISTRASI PIMPINAN SETDA MALUKU)

Trending

Copyright © 2021 Humas Maluku